Kesenian Glipang

 
Kesenian Glipang ini berkembang dan dikenal di wilayah Kabupaten Probolinggo dan daerah sekitarnya, seperti Kabupaten Lumajang, Jember dan Pasuruan. Kesenian tradisional ini sangat digemari dan sangat populer di daerah-daerah tersebut di kalangan rakyat, khususnya kalangan anak muda.
Sebagaimana kesenian tradisional lainnya di propinsi Jawa Timur, masing-masing memiliki ciri-ciri khusus sehingga antara yang satu dapat dibedakan dengan yang lainnya. Jenis kesenian Glipang pun mempunyai ciri tersendiri dan unsur pesona khusus.
Di tengah-tengah derasnya arus pengaruh kebudayaan asing, kesenian Glipang di Jawa Timur ini masih bertahan tegar dan kokoh bahkan menunjukkan gejala semakin meluas.
Kesenian Glipang
Kesenian Glipang ialah suatu jenis kesenian pertunjukan, yang membawakan lakon-lakon tertentu (pertunjukan berlakon) yang biasanya dipergelarkan semalam suntuk. Tema lakon bernafaskan ceritera dalam agama Islam antara lain tentang kejayaan Islam dan ceritera kehidupan masyarakat sehari-hari.
Istilah Glipang belum dapat dipastikan asal-usulnya, demikian juga arti kata “glipang” berasal dari istilah dalam bahasa Arab “goliban”, yang mengandung makna tentang suatu kebiasaan kegiatan yang dilakukan oleh para santeri di pondok dalam kehidupan sehari-hari. 
Penyajian Glipang
Glipang sebagai suatu kesenian pertunjukan, maka bentuk dan jenis pertunjukannya disesuaikan dengan selera masyarakat penonton atau penyelenggara pertunjukan (penanggap), misalnya tentang isi lakon dan waktu yang dikehendaki. Pada umumnya penonton menyukai penyelenggaraan dengan waktu yang lama atau semalam suntuk. Dalam penyajian demikian maka ditampilkan berulang-ulang bagian-bagian tertentu yang dianggap penting atau digemari oleh masyarakat. Pengulangan bagian-bagian tertentu seni itu dirasa memantapkan penyajian kesenian Glipang dan kenikmatan selera penonton. Akibat adanya aspek kemantapan ini, maka usaha menata seni Glipang antara lain dalam bentuk pemadatan penyajian dianggap menyalahi aturan yang berlaku dalam penyajian.
Penyajian kesenian glipang semalam suntuk terbagi atas tahap-tahap:
-       Tahap ke satu: Tari Ngremo Glipang (Tari Kiprah Glipang). Tari ini merupakan bentuk tari yang digunakan untuk mengawali pertunjukan seni glipang.
-    Tahap ke-dua: Tari Baris. Tarian ini dibawakan oleh para penari pria, biasanya disertai penampilan seorang pelawak pria.
-   Tahap ke-tiga: Tari Pertemuan. Tarian dibawakan oleh penari pria dan wanita dalam komposisi berpasangan, disertai dua pelawak pria dan wanita. Peragaan tarian wanita dibawakan oleh penari pria dan dalam adegan ini kedua pelawak berdialog lucu (melawak).
-         Tahap ke-empat: Sandiwara (Drama). Membawakan ceritera tertentu dengan tema tertentu pula yang bernafaskan agama Islam.
Musik pengiring
Kesenian Glipang kecuali disajikan dalam bentuk tari dan drama (sandiwara) juga diiringi musik dan vokal.
Alat musik yang digunakan terdiri dari:
-     Dua ketipung besar, yakni lake’an dan bhine’an, ditabuh tingkah meningkah (saling mengisi). Ketimpung laki-laki (lake’an) berfungsi memimpin dan memberikan tekanan-tekanan gerak.
-         Satu jedhor, untuk memberikan tekanan-tekanan tertentu untuk semelehnya (konstannya) irama.
-         Tiga sampai lima terbang/kecrek, berfungsi mengisi lagu dengan cara memberikan suara di antara degupan.
Lagu-lagu yang dibawakan:
-         Lagu Awayaro, sebagai lagu pembukaan menjelang penyajian tari kiprak Glipang.
-         Pantun berlagu bebas, dibawakan secara bergantian pada penyajian tari pertemuan.
Sejarah kesenian glipang
Kesenian glipang lahir di desa Pendil, Kecamatan Nanyanyar, 12 km di tenggara kota Probolinggo. Mata pencaharian penduduknya adalah dagang dan tani berdasarh Madura dan pemeluk agama Islam patuh. Kesenian Glipang direvitalisasi dan dipopulerkan oleh seorang penduduk desa Pendil bernama Sarituno, dimaksudkan sebagai sarana hiburan tahun 1935.
Nampaknya latar belakang sosial dari kehidupan Sarituno sangat berpengaruh dalam seni ciptaannya yang bernama Glipang ini. Sarituno adalah pendatang dari Pulau Madura, menetap di pantai utara Pulau Jawa (Jawa Timur) di desa Pendil, tersebut. Mula-mula ia adalah mandor penebang tebu di pabrik gula Sebaung, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Karena sering terjadi pertentangan dengan sinder-sinder Belanda yang sewenang-wenang tingkah lakunya, maka Sarituno memilih berhenti bekerja di pabrik gula tersebut.
Jiwa perlawanan terhadap penjajah Belanda itu mempengaruhi kesenian Glipang ciptaannya, sebagai ekspresi jiwanya tersebut tertuang dalam bentuk tari kiprak Glipang.
Secara umum dapat diutarakan ciri-ciri penyajian kesenian Glipang:
-         Pola penyajian memiliki struktur tertentu dan tema tertentu.
-         Lagu-lagu bernafaskan agama Islam.
-         Alat musik yang digunakan terdiri dari satu jedhor, dua ketipung besar (lake’an dan bhine’an), tiga sampai lima terbang/kecrek.
-         Pola permainan musik merupakan ansamble dari jedhor, terbang/kecrek dan vokal.
-         Bahasa yang digunakan dalam vokal/dialog ialah bahasa Jawa dan Madura dibumbui bahasa Arab.
-         Unsur-unsur gerak, kreativitas pribadi dari unsur-unsur gerak pencak silat.
-         Tokoh-tokoh pelaku sesuai dengan lakon yang dibawakan.
Fungsi kesenian glipang
Dalam kehidupan sehari-hai masyarakat Probolinggo, kesenian Glipang tetap semarak sebagai suatu jenis kesenian yang digemari oleh rakyat. Kesenian Glipang sering ditampilkan pada acara-acara resepsi, bersih desa, panen raya, hajatan keluarga dan sebagainya. Jelaslah bahwa kesenian Glipang dapat dimanfaatkan sebagai suatu sosio drama, untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan yang menjadi program pemerintah, untuk menciptakan suasana persatuan dan kesatuan di kalangan rakyat, acara khusus dan melestarikan warisan seni budaya yang memiliki nilai-nilai luhur.
Pembinaan kesenian glipang di Probolinggo
Perkembangan kehidupan suatu kesenian tradisional harus selalu diusahakan agar selalu sesuai dengan zaman masa kini dengan teknologi yang sudah maju, sehingga akan tetap dapat mempertahankan diri sebagai suatu kesenian yang bermutu tinggi. Usaha-usaha penataan kembali seyogyanya selalu dilaksanakan secara teratur dan bertahap guna lebih meningkatkan dan memantapkan mutu. Salah satu usaha yang telah dirintis dalam hal seni Glipang adalah Tari Kiprak Glipang.

0 komentar:

Posting Komentar

Gimana Mnurutmu tentang Blogger Aku??

WELCOME TO MY BLOG

Perkenalkan nama saya Dhamis Amywisesa Wiratama.
Di blog ini anda bisa mengetahui tentang Wisata Budaya Kota Probolinggo.

Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
DHAMIS AMYWISESA WIRATAMA